Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

forum warga TKJ SMK Negeri 7 Semarang


2 posters

    Pengaduan si anak 15 tahun (2)

    ramundro
    ramundro
    Admin


    Posts : 142
    Points : 51093
    Reputation : 0
    Join date : 2010-06-08

    Pengaduan si anak 15 tahun (2) Empty Pengaduan si anak 15 tahun (2)

    Post by ramundro Thu Jul 22, 2010 10:28 am

    Note : cerita ini kelanjutan dari cerita sebelumnya 'Pengaduan si anak 15 tahun (1)'

    si anak tetap berjalan tegap menuju rumahnya. Meski sakit mendera di sekujur ulu hatinya. Hari itu begitu berat baginya. Ibu telah pergi meninggalkannya seorang diri. kini ia harus hidup menghadapi tantangan masa depan seorang diri. 'ya, aku akan menghadapi dunia ini seorang diri. Lihat saja Tuhan, Kau pasti akan memujiku kelak', bisiknya dalam hati. Sementara kaum wanita di desa Sukmajaya masih tetap terpaku di tempat mereka berdiri sebelumnya. masih dengan derai air mata. sedangkan penduduk lelaki tak berkata apa-apa. diam. diam. seribu kali diam.

    'Berhenti, orang bodoh!!', suara cempreng itu menggelegar di sepanjang jalan, menggugah hati semua penduduk desa yang seakan beku dari tadi. semua mata kini beralih ke asal suara cempreng itu. Berharap akan melihat sosok tegap berwibawa yang akan membantu si anak 15 tahun untuk menghadapi masa depannya. Tapi dugaan mereka salah. si pemilik suara cempreng hanya sorang anak kecil dengan rambut merah awut-awutan. baju yang dipakainya seperti karung yang menutupi tubuhnya. terlalu besar beberapa tahun untuk anak seumuarannya. Celananya kumal. satu-satunya yang bisa dibanggakan dari anak itu mungkin hanya sorot matanya. sorot matanya tajam seakan mengeluarkan sinar dari dalamnya. Dengan perlahan ia berjalan menuju si anak 15 tahun sambil berkata sekali lagi 'Berhenti, orang bodoh!!'. si anak 15 tahun sempat menghentikan langkahnya beberapa detik. namun kemudian mulai melangkah lagi. Nampaknya luka hati dan kesombongnnya terlalu besar untuk menanggapi si anak kumal, yang ia tahu adalah teman karibnya, teman mengajinya, teman bermainnya. Tahu suaranya tak ditanggapi si anak 15 tahun, si anak kumal mengeluarkan suara cemprengnya seklai lagi. Kali ini lebih keras dari dua suara sebelumnya. 'Berhenti orang bodoh!!! Kau tuli?? Ku kira kau adalah orang yang kuat, ternyata kau tak lebih dari sekedar pecundang!! Kau lemah!!'. Para orang tua di sepanjang jalan itu tampak kebingungan dengan apa yang diucapkan oleh si anak kumal. begitu pula si anak 15 tahun tampak tak tahu maksud si pemilik suara cempreng itu. Semua orang tahu bahwa si anak 15 tahun adalah anak yang kuat. Bahkan ia sekarang sudah tak menangis lagi walaupun tahu bahwa ia sebatang kara sekarang. Semua orang tahu dia begitu tabah menghadapi ujian ini. Tapi, mengapa si anak kumal menyebutnya sebagai pecundang yang lemah??

    kali ini si anak 15 tahun menghentikan langkahnya dan berbalik memandang si anak kumal. sorot matanya tajam menatap dua bola mata si anak kumal. tapi sorot mata itu nampaknya tak sekuat sorot mata si anak kumal. dengan nada sedikit marah, si anak 15 tahun meminta penjelasan.
    'Apa maksutmu? Aku bukan pecundang!'.
    'ya, kau pecundang. pecundang lemah yang menjijikkan dan patut dikasihani!'.
    'aku tak mau dikasihani. aku bisa hidup sendiri. aku bisa hidup tanpa ibu dan bapak. aku bisa, lihat saja nanti! Tuhan akan memuji karena kehebatanku!'.
    'hah?? lucu sekali. Itu lah yang membuatmu patut dikasihani. Kau tahu?? hati mu lemah orang bodoh! bahkan hatimu tak kuat melawan nafsu dan kesombonganmu sendiri!! Jika ibumu masih hidup, aku yakin beliau akan memukulmu dengan sapu sekuat tenaga. kenapa? karena kau sombong orang bodoh!!'.
    si anak 15 tahun nampak kebingungan dengan ucapan sobatnya itu. Ia marah dengan ucapan si anak kumal, tapi tetap ingin tahu, apa maksut si anak kumal. penduduk desa semakin terpaku di tempat mereka berdiri. seakan melihat adegan sinetron di tv-tv.
    'apa maksutmu?' tanya si anak 15 tahun geram.
    'kau baru saja menantang Tuhan orang bodoh!'.
    'karena Tuhan menantangku' jawab nya dengan tegas.
    'dasar bodoh! lalu kalau benar Tuhan menantangmu, kau akan balik menantangnya?? kau kira kau ini siapa?? kau cuma anak 15 tahun yang bodoh dan lemah!! melawan rasa sombong saja kau tak mampu. apalagi menantang Tuhan? dasar bodoh!'
    si anak 15 tahun hanya diam . sementara penduduk desa masih saja terpaku. kali ini bukan kepada si anak 15 tahun. tapi kepada si anak kumal. mereka tak menyangka anak sekecil itu bisa membuat kata-kata hebat seperti itu.
    'kau tak malu? kau ini murid kesayangan Ustadz Lukman. Murid yang katanya paling pintar dari kami semua. murid yang paling bagus bacaan Al Qurannya. murid yang selalu menjadi juara kelas. tapi nyatanya, dengan bodoh kau tantang Tuhan. apa kau tak malu???'
    'tapi ibumu tak meninggal! kau tak mengalami apa yang aku alami! mudah saja kau bilang seperti itu!'
    'ya, ibuku masih hidup. ayahku juga masih hidup. tetanggaku masih hidup. teman-temanku masih hidup. lantas kenapa??'
    'kau yang bodoh! kau tak paham keadaanku!'
    'aku paham'.
    'kau tak paham bodoh!'
    'aku paham orang bodoh!! buka matamu!! Lihat! Pak Lukman, guru ngaji kita masih hidup, Pak Arif yang suka memarahi kita karena menginjak-injak tanaman di kebunnya masih hidup. Bu Kahfi yang sering memberi kita es gratis masih hidup. Pak RT masih hidup. aku, Tono, Rina, Ramadhan, Siti, semuanya masih hidup. Yang dipanggil Tuhan hanya ibu mu. kami semua tidak. kami semua masih hidup. Bahkan kalau pun kami semua sudah mati dan kau hidup sendirian, kau masih punya Tuhan yang tak pernah mati. Bersyukurlah karena kau masih hidup bersama kami. Berhentilah membuat ibumu menangis di dalam kubur! Kau kira ibumu senang kau menantang Tuhan seperti itu?'

    Kesedihan itu kembali merasuk ke dalam diri si anak 15 tahun. kesombongannya telah menantang Tuhan ia sadari itu adalah tindakan yang bodoh. Air matanya kembali menetes. kakinya menjadi lemas, dan ia jatuh tersungkur. meratapi semua kesalahannya. menangis. menangis. dan hanya menangis.
    'Minta maaflah sekarang. dan bersyukurlah karena kau masih memiliki kami semua. Kau masih bisa bermain kelereng denganku. Kau masih bisa menggoda Rina atau Siti. kau masih tetap menjadi murid terpintar di kelas. dan kita masih bisa mendapatkan es gratis dari bu Kahfi. Minta maaflah, mumpung Tuhan masih memberimu nyawa. karena kau tak akan sanggup melawan Tuhan! Hanya orang bodoh yang akan menantang Tuhan! Dan aku yakin kau adalah murid terbaik Ustadz Lukman, bukan orang bodoh. Dan kami semua adalah keluarga mu.'

    cepun
    cepun
    Admin


    Posts : 83
    Points : 50933
    Reputation : 1
    Join date : 2010-06-07
    Age : 33
    Location : Semarang

    Pengaduan si anak 15 tahun (2) Empty Re: Pengaduan si anak 15 tahun (2)

    Post by cepun Fri Jul 23, 2010 9:04 am

    tak kiro ngko wong loro iku gelut Arrow
    ramundro
    ramundro
    Admin


    Posts : 142
    Points : 51093
    Reputation : 0
    Join date : 2010-06-08

    Pengaduan si anak 15 tahun (2) Empty Re: Pengaduan si anak 15 tahun (2)

    Post by ramundro Fri Jul 23, 2010 9:55 am

    wi yo gelut nuw!
    gelut lambe,

    Sponsored content


    Pengaduan si anak 15 tahun (2) Empty Re: Pengaduan si anak 15 tahun (2)

    Post by Sponsored content


      Current date/time is Mon Apr 29, 2024 10:06 pm